Massachusetts Bee Gees one direction pendidikan komputer | belajar komputer

Cari Blog Ini

pendidikan komputer

Senin, 20 Februari 2012
PENDIDIKAN KOMPUTER

Ahmad Suntoro (McMaster University); Bambang Prastowo (Queen's University); Halmar Halide (Memorial University of Newfoundland); Ihsan Hariadi, Ni Made Dwidiyani, Onno W. Purbo, Trijunendyah (University of Waterloo), Sri Hartati Suradijono (University of Toronto); Tigor Simandjuntak (University of New Brunswick); Hendri Bastaman, Sunoto, Sutrisno (York University)

anggota "Warung Elektronik" Karyasiswa Indonesia di Canada


Pendidikan generasi muda dalam membentuk sumber daya manusia yang potensial merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa. Inti pendidikan itu sendiri (baik resmi atau tidak) pada dasarnya adalah proses alih informasi dan nilai-nilai yang ada. Selama proses ini terjadi, pengalaman dan kemampuan menalar / mengambil kesimpulan seseorang bertambah baik. Hasil akhir suatu proses pendidikan adalah terbentuknya seseorang yang mampu berdiri sendiri, bekerja dan tak pernah berhenti untuk belajar serta mengembangkan apa yang pernah diperolehnya. Kami berpendapat bahwa hambatan yang ada umumnya hanya berkisar pada "tak kenal maka tak sayang". Penanggulangan permasalahan ini, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan komputer akan dibahas dalam tulisan ini.
Proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan secara umum melibatkan dua sumber informasi yang cukup penting yang diperoleh dari interaksi antar manusia dan media informasi yang bukan manusia. Sumber informasi yang bukan manusia dapat berupa media cetak dan media audio-visual. Media audio‑visual dapat sangat membantu proses peralihan informasi, terutama untuk hal‑hal yang sifatnya objektif. Manusia tetap dibutuhkan untuk hal‑hal yang sifatnya subjektif, seperti pengenalan nilai‑nilai pada masyarakat.
Khususnya pada penggunaan media cetak dan audio-visual, para siswa dituntut untuk bergerak aktif mencari informasi dan ilmu yang diinginkan. Dengan adanya alat bantu komputer yang semakin canggih, kesempatan untuk coba-coba dan bermain untuk membuka wahana informasi semakin besar. Tentunya hal ini bukan tanpa kesulitan dan tantangan. Beberapa tahapan perlu dilalui untuk menyiapkan seseorang untuk dapat bekerja secara leluasa dengan menggunakan komputer. Langkah-langkah tersebut akan merupakan titik berat pembahasan tulisan ini. Perlu ditekankan bahwa untuk menjadi seorang yang leluasa bekerja menggunakan komputer, pengetahuan tentang cara kerja, teknik pengoperasian dan wawasan tentang kelebihan dan kekurangan perangkat lunak yang akan digunakan menjadi cukup penting.
Pemakaian komputer di Indonesia pada umumnya masih berkisar sebagai alat bantu dalam merepresentasikan informasi. Hal ini tampak jelas di perkantoran serta lembaga-lembaga lain, komputer umumnya digunakan sebagai alat pengganti mesin tik. Tentunya perangkat lunak yang digunakan juga bermacam-macam, mulai dari WordStar, WordPerfect sampai pada perangkat lunak desktop publishing seperti Ventura.
Berawal dari kondisi diatas, pengembangan perlu dilakukan dengan berpegang pada pemikiran dasar bahwa komputer hanyalah alat bantu untuk merepresentasikan informasi. Kami berpendapat bahwa hambatan utama yang ada umumnya hanya karena masalah-masalah "tak kenal maka tak sayang". Hal ini ditunjukan oleh adanya berbagai hal seperti buta komputer, perasaan takut pada komputer dsb. Proses pengenalan tentunya memakan waktu dan perlu dilakukan secara bertahap. Apalagi untuk tingkat sekolah dasar dan menengah, prinsip belajar sambil bermain yang merangsang untuk berani mengambil resiko perlu diterapkan. Hal-hal ini diharapkan menimbulkan pengertian akan keterbatasan kemampuan komputer serta cara pemanfaatan komputer semaksimal mungkin.
Langkah yang umum dilakukan di  lembaga pendidikan komputer yang ada di Indonesia sering menitikberatan pada jumlah materi yang diberikan tanpa penekanan pada pemahaman proses / cara berfikir untuk bekerja menggunakan komputer. Orang sering berfikir bahwa semakin banyak bahasa komputer yang diajarkan semakin baik. Keadaan semakin memburuk dengan banyaknya oang yang mengikuti kursus komputer hanya untuk mengejar sertifikat untuk mencari pekerjaan. Kemauan untuk mengembangkan diri, berani belajar dan mengambil resiko tidak terlalu ditekankan.
Permasalahan diatas menunjukan betapa pentingnya pemahaman konsep bekerja dengan menggunakan komputer. Ada beberapa langkah umum yang dapat ditempuh agar seseorang dapat bekerja semaksimal mungkin dengan menggunakan komputer. Bertolak dari pemahaman bahwa komputer merupakan alat bantu untuk mempresentasikan informasi. Beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk memasyarakatkan komputer adalah sebagai berikut.
Tahap awal adalah memahami pengoperasian komputer. Disini diperkenalkan berbagai konsep tentang komputer mulai dari istilah, perintah, cara kerja dan konfigurasi yang digunakan. Hal ini dapat dilakukan sedini mungkin sejak sekolah dasar atau sekolah menengah pertama. Pada tahap ini juga ditanamkan keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh dengan adanya alat bantu komputer. Pengenalan dapat dilakukan menggunakan teknik "belajar sambil bermain". Pemahaman dilakukan melalui contoh penggunaan perangkat lunak untuk memresentasikan informasi seperti perangkat lunak pemroses kata (WordStar, WordPerfect) atau perangkat untuk menggambar (CorelDraw, Dr. Halo). Karena sifat perangkat lunak yang ada umumnya cukup mudah dioperasikan, perasaan takut untuk menghadapi komputer dapat dikikis sedikit demi sedikit dan diganti dengan perasaan senang bekerja dengan komputer.
Perangkat lunak dapat pula membantu para pelajar tingkat sekolah dasar dan tingkat menengah dalam memahami pelajaran misalnya untuk pelajaran matematika, perangkat lunak (MACSYMA, MAPLE) dapat digunakan untuk membantu proses pemecahan persamaan matematika. Disamping itu, ada perangkat lunak lainnya untuk pendidikan, misalnya untuk latihan soal-jawab bahkan simulasi laboratorium. Sebagian perangkat lunak ini bahkan dapat diperoleh secara cuma-cuma karena merupakan perangkat lunak public domain. Perangkat lunak public domain bukanlah perangkat lunak bajakan. Pencipta perangkat lunak public domain dengan sengaja melepaskan perangkat tersebut untuk digunakan secara cuma-cuma oleh masyarakat.
Setelah cukup mapan dan leluasa dalam menggunakan komputer sebagai alat bantu presentasi informasi, tahap selanjutnya adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk bekerja dan menganalisa masalah menggunakan komputer. Pada tahapan ini konsep-konsep seperti basis data (data-base), aplikasi tabel (spread-sheet) untuk membantu memecahan masalah dapat diketengahkan. Kemampuan untuk meninjau informasi yang ada dan memformulasikan dalam perangkat lunak yang digunakan dapat dikembangkan.
Jika prasarana fisik memungkinkan, pada tahapan selanjutnya diketengahkan konsep bermasyarakat menggunakan komputer. Untuk mewujudkan hal diatas, jaringan komputer mutlak diperlukan. Konsep-konsep untuk berdiskusi secara elektronik, tata-cara yang digunakan, kemungkinan bekerja sama secara elektronis dapat dikembangkan disini. Tingkat ini akan berjalan baik pada tingkat mahasiswa universitas atau tingkat lainnya yang lebih tinggi. Kerjasama secara elektronis antar berbagai lembaga penelitian - industri - perguruan tinggi akan menjadi kenyataan pada tahap ini. Mungkin menarik untuk disimak bahwa proses penulisan artikel ini merupakan hasil diskusi yang kami lakukan secara elektronik menggunakan jaringan komputer milik Universitas di Canada.
Pada tahap akhir, kemampuan untuk membuat sendiri perangkat lunak-perangkat lunak yang dibutuhkan dapat dikembangkan. Teknik pemrograman yang baik, misalnya pembuatan perangkat yang terstruktur dengan baik, tersimpan dalam file-file yang terpisah untuk memudahkan pencarian kesalahan dsb., dapat diajarkan.
Tiap tahap diatas sifatnya berdiri sendiri walaupun tahap yang satu merupakan kelanjutan tahap yang lain. Seseorang dapat berhenti pada setiap tahap tergantung pada kebutuhannya. Tampak jelas bahwa titik berat langkah yang diambil adalah membentuk seseorang yang mampu bekerja secara leluasa menggunakan komputer. Di samping itu, orang tersebut pada akhirnya akan senang dan berani mempelajari hal-hal yang baru yang berkaitan dengan dunia komputer. Kami berharap tulisan ini dapat memberi sedikit masukan dalam menentukan langkah-langkah dan bentuk sebuah pendidikan komputer di sekolah dasar maupun sekolah menengah di Indonesia. Tulisan ini merupakan rangkuman tulisan kami yang dimasukan ke Journal Scientific Indonesia.
Ahmad Suntoro (McMaster University); Bambang Prastowo (Queen's University); Halmar Halide (Memorial University of Newfoundland); Ihsan Hariadi, Ni Made Dwidiyani, Onno W. Purbo, Trijunendyah (University of Waterloo); Sri Hartati Suradijono (University of Toronto); Tigor Simandjuntak (University of New Brunswick); Hendri Bastaman, Sunoto, Sutrisno (York University) anggota "Warung Elektronik" Karyasiswa Indonesia di Canada


0 komentar:

Posting Komentar